Skip to content

dindatc

Dapat Kerja Sebagai Data Scientist/Analyst di Eropa

Career, Bahasa Indonesia3 min read

Di bulan November kemarin, saya pindah ke London karena mendapatkan offer di salah satu Series B Startup disana. Dengan ini, saya sudah pernah bekerja full-time di 2 negara berbeda di luar Indonesia. Apakah offer kedua ini lebih mudah didapatkan? hmmm di satu sisi betul lebih mudah, tapi ada beberapa hal yang membuatnya lebih sulit. Di artikel ini, saya akan share cerita singkat dimulai dari pengalaman saya pertama kali coba daftar ke company luar negri.

Perjalanan London - Jakarta - Dusseldorf - London

2018 - Percobaan Pertama: Polos dan Minim Skill

Di tahun 2018, sebelum officially lulus S2 di London, saya mulai coba mencari pekerjaan di UK. Saya coba apply ke beberapa company yg menurut saya menarik: big bank, FAANG company, dan beberapa mid-sized tech companies, untuk roles di sekitaran data science & product/project management. Saya lumayan selektif sebelum daftar, karena saya gak mau kerja di UK kalau jumlah uang yg bisa saya tabung lebih kecil dibadingkan jika saya kerja di Jakarta. Apalagi, di waktu bersamaan ada 3 Unicorns + 1 App Orange yang menawarkan interview.

Jika di total, sepertinya saya hanya daftar ke 6-8 perusahaan saja. Kebanyakan menolak karena saya butuh visa sponsorship untuk kerja di UK. CV yang saya submit ke FAANG company juga ditolak karena pengalaman saya kurang, padahal saya di-refer oleh teman saya yang kerja disana.

Sedih, tapi begitulah nasib saya. Saya sadar bahwa saya perlu cari pengalaman & belajar lebih banyak sebelum bisa kerja di luar negri. Akhirnya saya pun pulang ke Indonesia & join ke salah satu Unicorn Hijau.

Goodbye London, hello again Jakarta...

2019 - Percobaan Kedua: Persistensi Membuahkan Hasil

Setelah beberapa bulan di Indonesia, ternyata saya bosan. Saya masih penasaran & ingin banget kerja di global tech company di luar negri. Rasa penasaran saya semakin besar setelah tau bahwa beberapa teman S2 saya yang terus menerus coba cari kerja di UK & apply ke banyak company pada akhirnya bisa dapat kerja disana. I wondered if only I had applied to more companies & tried harder, maybe I would've landed an offer...

Di awal tahun 2019, saya pun bertekad untuk mulai cari-cari lowongan di luar negri. Saya set goal untuk apply ke at least 1 company / hari. Saya tetap gak asal-asalan apply, karena saya cuma mau apply ke multinational tech companies di Eropa yang punya lowongan yang saya minati. Namun, kali ini saya tau saya harus daftar ke banyak company! Total mungkin ada 15 company yang saya coba daftar.

Berbagai rejection letter saya lalui, sampai akhirnya saya dapat balasan dari 2 tech companies besar di Jerman: trivago & Hello Fresh. Setelah melalui beberapa interview, ternyata role & harga saya cocok dengan trivago. Wow, senang sekali rasanya saat dapat offer call & menerima kontrak. Akhirnya tercapai juga keinginan saya untuk kerja di global tech company (trivago sudah IPO di tahun 2016, dan kantornya cool banget!).

Auf Wiedersehen, Jakarta!

2020 - Percobaan Ketiga: Going All-In & Better Preparation

Di Jerman, saya belajar banyak banget, baik untuk technical ataupun leadership skills. Tuntutan pekerjaan disini lebih besar, tapi work-life balance jauh lebih bagus dibandingkan dengan di Jakarta. Setelah hampir setahun, masa honeymoon di pekerjaan itu berakhir dan saya ingin coba interview di company lain.

Kali ini, saya sudah jauh lebih prepared:

  1. Saya sudah lebih senior & punya CV yang lebih menjual dibandingkan yang saya submit di tahun 2018.
  2. Saya udh lebih banyak riset tentang berbagai format & tips interview (thanks to Blind!)
  3. Role yang saya minati lebih spesifik. Ini membantu poin 1 juga, karena saya jadi bisa buat CV saya terlihat fokus pada expertise untuk role tsb.
  4. Profil linkedin yang deskriptif agar mudah dicari oleh recruiters.

Poin 1 + nama besar trivago membuat saya mudah untuk lolos CV screening di perusahaan Jerman lainnya.

Poin 2 membuat saya sadar pentingnya networking & referral. Dengan CV yang solid (poin 1) dan daftar ke lowongan yang memang sesuai banget dengan pengalaman & skill saya (poin 3) akhirnya saya dapat interview di Spotify, Facebook, dan Amazon.

Poin nomor 4 efektif banget. Saya dapat banyak tawaran interview dari berbagai perusahaan di Jerman, Belanda, UK (salah satunya dari startup tempat saya bekerja sekarang), dan Indonesia hehe.

Jujur, capek banget jalanin banyak interview dalam waktu bersamaan. Walaupun terlihat mudah dapat banyak interview, tapi untuk menjalankan itu sampai akhirnya dapat offer yang cocok secara scope of work & paket kompensasinya itu sulit, stressful, dan bergelimang air mata karena kebodohan saya di awal wkwkwk. Untungnya perjalanan interview kali ini berakhir dengan baik, dan saya dapat pekerjaan & offer yang sesuai kriteria saya.

Banyak sekali pelajaran yang saya dapat dari percobaan ketiga ini, termasuk cara negosiasi dan cek "harga" saya. Saya akan bahas ini di post selanjutnya :)

Mau dapat kerja sebagai data scientist/analyst di luar negri?

Setelah series of interview saya tahun lalu, saya membuat komunitas kecil untuk experienced data professionals dari Indonesia yang ingin kerja di Eropa. Banyak sekali yang profilnya keren, dan hanya butuh latihan interview + Persistence untuk bisa dapat offer yang oke di Eropa!

Pada akhirnya, yang dapat kerjaan yang oke di luar negri adalah mereka yang beruntung, atau mereka yang tidak berhenti mencoba. Jika kamu baru di-reject 1-2x, it's not the end of the world! Cari tau kenapa kamu di-reject dan try to improve. Jika kamu butuh bantuan untuk review CV ataupun mock interview, feel free to contact me!